Walikota Aminullah Ajak Abdul Latief Investasi di Banda Aceh
Wali Kota
Banda Aceh Aminullah Usman mengajak langsung salah seorang pengusaha ternama di
Indonesia asal Banda Aceh, Abdul Latief untuk datang dan berinvestasi di Banda
Aceh.
Dalam pertemuannya, Aminullah memaparkan sekilas kondisi
Banda Aceh terkini kepada mantan menteri era pemerintahan Presiden Soeharto
itu. Ia juga menjelaskan bahwa Banda Aceh adalah kota yang sangat tepat saat
ini untuk menamkan investasi.
Pada pertemuan itu hadir juga dua putra terbaik Aceh,
yakni mantan Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Dr Ir Mustafa Abu Bakar, yang
juga pernah menjabat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II dan Azwar
Abubakar, mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(MENPAN-RB) Indonesia yang ke-14.
Pada kesempatan itu, Abdul Latief menyerahkan buku
karangannya berjudul "Bangkitnya Enterprenur Nasionalis" kepada Wali
Kota Banda Aceh.
Aminullah mengatakan, Pemko Banda Aceh selalu mempermudah
izin untuk masuknya investasi ke Banda Aceh.
“Bahkan kita permudah, selama itu sesuai dengan kriteria
yang kita tetapkan,” kata Aminullah.
Setelah Trans Studio Mall, Hotel Truth, Hotel Teraskita
dan bangunan hotel lainnya yang positif akan dibangun, kini Aminullah tengah
merayu pemilik ALatief Corporation yang juga pemilik Hotel Ambhara dan Pasaraya
Blok M. tersebut. Perusahaan ALatief Corporation ini sendiri membidangi bisnis
periklanan, agrobisnis, hotel, asuransi, properti, konstruksi, eceran, dan
media massa.
“Dalam pertemuan singkat ini kita membahas bagaimana
menjadikan Banda Aceh sebagai kota yang menarik dikunjungi. Kita berdiskusi
seputar pembangunan, perekonomian serta pendidikan,” kata Aminullah kepada media
pada Senin lalu usai pertemuan di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan.
Bagi warga Banda Aceh, kata Aminullah, setiap investasi
yang datang merupakan bentuk rahmat, karena bisa mendongkrak pertumbuhan
perekonomian masyarakat. Ketika semakin banyak investasi ditanamkan di Banda
Aceh maka akan membuka banyak lapangan kerja bagi masyarakat.
“Sebagai kota wisata, hotel memang sangat dibutuhkan
dalam menyambut tamu yang datang, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan
mancanegara,” ujarnya.
Dijelaskannnya, industri perhotelan dengan pariwisata
memiliki keterkaitan yang sangat erat. Investor dan pemko juga sama-sama
memiliki keuntungan. Bagi pengusaha hotel, dengan kunjungan wisata yang semakin
meningkat, maka tingkat hunian hotel juga meningkat. Sementara bagi Pemko akan
menambah PAD. (***)
Tidak ada komentar
Posting Komentar