Dyah : Produk Kerajinan Aceh harus Dicintai Generasi Muda
Banda Aceh –
Plt Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh, Dyah Erti Idawati,
meminta pengurus Dekranasda Aceh untuk menumbuhkan rasa cinta dalam diri
generasi muda Aceh agar mencintai produk kerajinan daerah. Ia menilai, generasi
muda mempunyai peran yang strategis dalam menjaga eksistensi dan warisan
kerajinan khas daerah yang dimiliki Aceh.
“Selama ini
citra kerajinan khas Aceh (dimata anak muda) hanya dipakai oleh orang tua saja
padahal banyak sekali pilihannya, makanya perlu mengubah image itu agar mereka
lebih mencintai kerajinan khas Aceh,” kata Dyah dalam Rapat Penguatan Internal
Dekranasda Aceh di Aula Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin,
3/2/2020.
Untuk
mengubah citra produk kerajinan di mata muda-mudi Aceh, kata Dyah, perlu adanya
sosialisasi yang baik agar produk kerajinan Aceh lebih dikenal generasi
milenial.
“Kita perlu
mensosialisasikan kerajinan Aceh kepada anak muda, mulai dari sekolah sampai
Universitas, agar anak muda Aceh bisa lebih mencinta produksi kerajinan khas
daerah,” ujar Dyah.
Selain itu,
kata Dyah, generasi muda juga harus dilibatkan dalam mempromosikan produk
kerajinan daerah.
"Jika
anak muda sudah mencintai produk lokal, maka sifat mereka yang akrab dengan
teknologi juga bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan produk kerajinan
Aceh," ujar Dyah.
Dyah
menjelaskan, kini penjualan suatu produk sudah mulai dilakukan melalui marketplace.
Masyarakat yang membeli pun jauh lebih luas, karena dapat diakses oleh siapapun
yang menggunakan teknologi. Menurut dia, metode penjualan seperti itu sangat
digemari oleh kaum milenial.
"Para
pengrajin harus mengikuti metode penjualan digital ini, melalui metode ini
pemasaran yang ditembus bukan hanya untuk pembeli lokal, namun juga dapat di
tembus secara nasional dan semua level masyarakat yang menggunakan
internet," kata Dyah.
Sementara
itu, Kepala Bagian Media Hubungan dan Media Massa Humas dan Protokol Setda
Aceh, Saifullah Abdulgani, mengatakan pengrajin juga harus lebih peka terhadap
perkembangan mode dan kebutuhan pasar saat ini.
“Jika
pengrajin hanya mengandalkan bagus namun mengabaikan kebutuhan pasar, sama saja
setelah dibeli oleh konsumen nanti disimpan juga, karena tidak fungsional,”
kata pria yang kerap disapa SAG tersebut.
Selain itu,
kata SAG, sekmen pasar juga perlu diperhatikan dalam memasarkan produk
kerajinan, jika produk yang akan di pasarkan untuk kaum milenial hendaknya
pengrajin harus lebih peka kepada trend mode yang sedang digandrungi oleh kaula
muda.
“Saya rasa
jika kerajinan kita harus bisa lebih mengikuti tren saat ini, seperti
menyediakan tas ransel yang dapat muat laptop, atau mengkombinasi antara kain
dan kulit, saya rasa itu cukup bagus,” katanya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar