Dubes Swiss Kagumi Pembangunan Banda Aceh
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman
menerima kunjungan kerja Duta Besar Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz di ruang
kerjanya di balai kota, Jumat pekan lalu.
Kurt datang bersama
Wakil Kepala Misi Kedubes Michael Cottier. Sementara Aminullah didampingi oleh
Sekda Bahagia, Asisten Pemerintahan Keistimewaan dan Kesra Faisal, Kabag
Administrasi Perekonomian M Ridha, dan Kabag Humas Taufiq Alamsyah.
Usai memaparkan secara
sekilas mengenai profil kota berikut sektor-sektor unggulannya, Aminullah
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Swiss atas bantuannya bagi
Banda Aceh pasca gempa bumi dan tsunami 2004 silam.
Saat itu, kata
Aminullah, Banda Aceh merupakan kota yang paling parah terkena dampak bencana.
"Lebih dari 60 ribu korban jiwa dan lebih dari 20 ribu bangunan yang
hancur di kota kami. Tapi dengan bantuan dunia termasuk Swiss, kami mampu
bangkit, bahkan kini lebih kuat."
"Setelah 15 tahun
berlalu, Banda Aceh hari ini begitu signifikan progres pembangunannya, jauh
meninggalkan kabupaten/kota lain yang tak terimbas bencana. Itu artinya kami
tidak menyia-nyiakan bantuan dari masyarakat dunia," ungkap Aminullah.
Sejumlah penghargaan,
best practice, dan prestasi pun menjadi bukti kebangkitan Banda Aceh.
"Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banda Aceh tertinggi ketiga nasional di
bawah Yogyakarta dan Jakarta Selatan. Angka kemiskinan hanya tersisa 7,25
persen -jauh di bawah provinsi yang masih dua digit."
"Penghargaan
penataan tata ruang terbaik, kota peduli HAM, kota paling aman di Indonesia,
hingga menjadi kota referensi layanan pendidikan serta memiliki Mal Pelayanan
Publik pertama di Aceh adalah sederet prestasi lainnya," kata Aminullah.
Meski begitu, masih ada
beberapa 'pekerjaan rumah' bagi dirinya
dalam membangun Banda Aceh. "Oleh karena itu, saya berharap lewat
pertemuan hari ini kami bisa berkolaborasi dengan Swiss untuk menghebatkan
Banda Aceh, terutama untuk mewujudkannya sebagai destinasi wisata dunia,"
harap Aminullah.
Sementara itu, Dubes
Kurt Kunz memaparkan hubungan antara Aceh khususnya Banda Aceh dan Swiss sudah
terjalin baik dalam jangka waktu yang lama. "Pasca tsunami, banyak warga
Swiss yang hadir di sini untuk membantu. Sebelumnya pada masa konflik
bersenjata, kami juga sangat mendukung proses damai di Helsinki,"
ungkapnya.
"Adapun kunjungan
kami kali ini ke Banda Aceh bertujuan untuk menjalin kontak sekaligus menjajaki
peluang kerja sama dengan banyak pihak, termasuk dengan Pemko Banda Aceh.
Kemarin kami sudah bertemu dengan LSM, DPRA, Plt Gubernur Aceh, dan hari ini
dengan Pak Wali," katanya.
Ia juga sangat berkesan
mengetahui bahwa telah banyak capaian positif dan prestasi yang ditorehkan
Banda Aceh. "Bagi saya sangat impresif mengingat kota ini pernah
luluh-lantak akibat tsunami," ungkap Kurt seraya menawarkan sejumlah
peluang kerja sama terkait ekonomi, urbanisasi, green building, dan beasiswa
pendidikan.
Menjawab pertanyaan
Aminullah soal pandanganya mengenai Banda Aceh dulu, pasca bencana dan
sekarang, Kurt mengatakan sekarang Banda Aceh layaknya kota normal lainnya di
dunia. "Lalulintasnya lancar, kotanya bersih, dan saya sangat
mengapresiasi kehidupan multi kultur yang sangat harmonis di sini,"
ujarnya. (***)
Tidak ada komentar
Posting Komentar